Minggu, 31 Januari 2016

Pengantar Ilmu Bahasa Arab 1 (Mengenal Ilmu Bahasa Arab)



Pada bahasa Arab, terdapat berbagai cabang ilmu, di antaranya adalah ilmu nahwu sharaf, mumantiq, balagoh, dll.
Ilmu nahwu dan sorof ini merupakan dua ilmu yang harus dipelajari bagi seorang pemula.
Tujuannya adalah agar dapat membentuk kalimat yang benar sesuai kaidah bahasa Arab. Sedangkan ilmu mumantiq atau balagoh, bertujuan untuk menyusun atau membuat kalimat yang indah baik susunannya ataupun maknanya.
Ilmu nahwu dan sorof memiliki perbedaan, walaupun memang satu sama lainnya saling berkaitan. Ilmu nahwu yaitu ilmu yang mempelajari kedudukan kata dalam sebuah kalimat, yaitu kaidah, cara menyusun,letaknya, dan pemberian harakat. Sedangkan ilmu sorof yaitu ilmu yang mempelajari perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Jadi, bahasa mudahnya ilmu sorof menyediakan kata-katanya, sedangkan ilmu nahwu mempelajari penyusunannya ataupun pemberian harakatnya. Sebab, perbedaan dalam pemberian harakat dapat menyebabkan makna yang berbeda.
Contoh :
1.    Jalasa zaidun = Zaid telah duduk
Ilmu nahwu pada contoh di atas meliputi pemilihan harakat zaid, yaitu zaidun menjadi pemilihan kata di sana. Bukan zaidan atau zaidin. Alasan dalam pemilihan atau pemberian harakat itulah yang dimaksud ilmu nahwu. Selain itu, pendahuluan kata jalasa dibanding zaidun. Jalasa zaidun, bukan zaidun jalasa. Itu pun juga termasuk dalam ilmu nahwu.
Adapun ilmu sorofnya pada contoh kalimat di atas terletak pada pemilihan kata “jalasa”. Jalasa sendiri memiliki ada 14 bentuk, di antaranya “jalastu” yang artinya saya telah duduk, “jalasta” yang artinya kamu telah duduk. Sedangkan “jalasa” berarti kata kerja orang dua tunggal laki-laki.
2.    Alhamdu (terdapat unsur ‘ha, mim dan dal)
Masih terkait ilmu nahwu. Pada surat Al fatihah, bacaannya adalah “alhamdu...”. Pemberian harakatnya adalah dommah. Sedangkan pada kesempatan lain kadang kita mendengar khatib khutbah membacanya dengan “innalhamda...”, yang pemberian harakatnya adalah fathah. Terakhir, terdapat dalam kitab Imam Al Baiquni yang di dalamnya/di awalnya terdapat penulisan kitab dengan menggunakan “bil hamdi...” yaitu kasrah. Perubahan harakat pada kata yang berunsur huruf ha’, mim dan dal itulah yang mencakup ilmu nahwu. Perbedaan dalam pemberian harakat itu juga dapat merubah arti.
Satu contoh terakhir masih terkait ilmu nahwu yaitu pada kalimat “Dorobah Zaidun Bakron” yang berarti = Zaid memukul Bakr. Bila harakatnya kita rubah menjadi “Dorobah Zaidan Bakrun” maka artinya berubah menjadi Bakr memukul Zaid. Ilmu nahwu, dapat merubah pelaku menjadi objek dan begitu juga sebaliknya.
Kita kembali kepada contoh sebelumnya yaitu kata yang terdiri dari huruf ha’, mim dan dal yang memiliki akar kata makna yang sama, yaitu berupa pujian. Ilmu sorof pada kata ini misalnya terdapat pada surat Al fatihah “Alhamdulillah..” yang berarti segala puji bagi Allah. Bentuk lain dari unsur kata yang terdiri dari huruf ha’, mim dan dal yaitu
1.    Tahmiid yang mengandung unsur huruf ha’,mim dan dal yang berarti pujian juga, biasa kita gunakan dalam penyebutan dzikir.
2.    Muhammad = orang yang dipuji, orang yang terpuji.
3.    Ahmad = orang yang paling terpuji
4.    Haamid = orang yang memuji
5.    Mahmud = orang yang dipuji
6.    Hamdi = pujianku
Nah, perubahan-perubahan itulah yang dipelajari dalam ilmu sorof. Demikianlah potongan pengantar ilmu bahasa Arab.

Sumber : Audio pelajaran Yayasan Bisa yang saya ikuti. Mohon maaf bila ada penulisan yang salah dalam merangkum materi yang saya dengarkan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi teman-teman yang ingin belajar bahasa Arab namun masih belum sempat untuk mengikuti program ini ataupun kursus dan lain sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar